Saturday, January 11, 2020

Kedai Kopi di (bekas) Toko Buku Tempo Doeloe

Sore itu menjelang perayaan Natal di tahun 2019, cuaca Bandung agak sendu manja. Namun ini tidak menyurutkan hasrat para wisatawan untuk berpartisipasi dalam keramaian di kawasan Braga. Dari arah Braga Permai, terlihat etalase toko berkaca bening, bertuliskan " Kopi Toko Djawa". Masih segar dalam ingatan saya sebuah toko buku kecil di tempat yang sama. Toko Buku Djawa. Toko buku tempo doeloe yang berdiri sejak tahun 1955, bersamaan dengan penyelenggaraan Konferensi Asia-Afrika di Bandung. Di masa jayanya antara dekade 1960-1980-an, toko ini direferensikan oleh banyak pelajar di Bandung. Salah satu pelanggannya adalah mantan presiden Republik Indonesia B.J. Habibie.

Toko Buku Djawa di Tahun 2011
Di masa ketika saya masih berkeliaran di Bandung pada akhir dekade 1990-an, saya masih terbayang-bayang ketika tiap kali saya mampir ke toko buku ini. Walaupun tampak jadoel, namun sebenarnya mereka cukup canggih, karena pada masa itu buku dan majalah yang dijual cukup update. Saat itu, belum banyak toko buku kecil yang mau bertransaksi dengan credit card, namun saya pernah membeli majalah berbahasa Inggris di Toko Buku Djawa dan membayarnya dengan credit card.

Kopi Toko Djawa di tahun 2019
Ketika melihat berita di internet, hati kecil saya sempat trenyuh, Toko Buku Djawa ternyata harus tergerus kemajuan jaman. Tahun 2015, toko buku kecil ini terpaksa tutup karena kalah bersaing. Namun rasa trenyuh itu terobati dengan kenyataan bangunan tua itu tidak dibongkar. Sejak tahun 2017, bangunan dan difungsikan sebagai café yang digunakan untuk tempat kongkow yang kekinian. Bahkan papan nama Toko Buku Djawa masih terpampang, untuk mengenang masa jayanya saat menjadi sebuah toko buku.

Kopi Gula Aren dan Merchandise di event Semasa di Kota Tua

Setelah sempat mencicipi Kopi Gula Aren Kopi Toko Djawa (yang nendang banget) di event Semasa Di Kota Tua di akhir November yang lalu di Jakarta, akhirnya saya berkesempatan untuk hadir di Toko Kopi Djawa. Seperti halnya toko-toko kopi kekinian, Kopi Toko Djawa telah dikelola secara modern, dan antrian para pembeli kopi pun tampak mengular. Sebagian besar tampak duduk di dekat meja barista, menunggu pesanan kopi mereka selesai untuk di-take away. Sebagian yang lain duduk di meja-meja, mungkin bermaksud menghabiskan waktu lebih lama di tempat ini. Bahkan ada yang hanya sekadar duduk-duduk di kursi depan café, menikmati hawa dingin di Kawasan Braga.


Saya memang tak bermaksud untuk berlama-lama di sana, hanya sekadar membeli minuman panas sambil mencicipi apakah vibe dari masa lalu masih terasa hingga kini. Pada dasarnya suasana cafenya cozy, namun tidak menghilangkan hawa-hawa tempo doeloe-nya. Hal yang "diwariskan" dari Toko Buku Djawa adalah cafe ini menyediakan buku-buku bacaan untuk para pengunjungnya. Seandainya ada waktu , rasanya ingin tinggal lebih lama untuk menikmati suasana jadoel di tempat ini.