Thursday, July 11, 2013

Obyek Wisata Sejarah dan Budaya di Medan




Medan, kota terbesar di Pulau Sumatra, dan kota terbesar keempat di Indonesia. Kota yang berkembang seiring dengan perkembangan industri perkebunan di Sumatra bagian utara ini merupakan kota yang multikultur, dan ditandai dengan berbagai obyek wisata sejarah dan budaya yang unik.

Sebut saja Istana Maimoon yang menjadi ikon Kota Medan. Istana bergaya Melayu-India-Eropa ini merupakan pusat pemerintahan Kerajaan Deli, yang dibangun oleh Sultan Deli ke-IX Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada awal abad 20. Bangunan berwarna kuning-hijau ini memiliki gaya arsitektur yang terinspirasi dari istana Kesultanan Islam di Andalusia dan Mogul, dipadukan dengan gaya arsitektur modern Eropa pada masa itu. Namun demikian, bangunan ini masih memiliki ciri khas arsitektur Melayu, yang ditandai dengan atap limasan bertingkat dipadukan dengan atap kubah bergaya Mogul yang terletak di penampil depan Istana.

Bersamaan dengan pembangunan Istana Maimoon, Sultan Deli juga memerintahkan pembangunan Masjid Raya Al Mashun, yang terletak hanya 200 meter dari Istana Maimoon. Serupa dengan Istana Maimoon, Masjid Raya Al Mashun juga memiliki perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India, dan Spanyol. Sejak berdiri pada tahun 1906 hingga hari ini, Masjid Al Mashun belum pernah direnovasi. Di bulan Ramadhan, Masjid Raya Al Mashun terkenal dengan tradisi Bubur Sop yang dimasak mulai pukul 2 siang hingga pukul 4 sore, untuk kemudian dibagi-bagikan kepada para jamaah sebagai hidangan berbuka puasa.


Jika Anda peminat sejarah dari masa kolonial, Anda bisa meneruskan wisata heritage menuju kawasan Kesawan. Kawasan Kesawan yang berada di Jl. Ahmad Yani merupakan pusat perniagaan Medan di masa lalu. Di kawasan ini terdapat Tjong A Fie Mansion. Rumah besar bernuansa Tionghoa ini semula merupakan rumah tinggal Tjong A Fie, Mayor atau pemimpin komunitas Tionghoa Medan pada awal abad ke-20. Saat ini rumah tersebut masih dihuni oleh keturunan Tjong A Fie, sekaligus dijadikan “museum hidup” mengenai kehidupan kaum peranakan di Medan pada awal abad ke-20.


Melanjutkan perjalanan menuju arah Lapangan Merdeka di Jl. Balai Kota, terdapat  banyak peninggalan arsitektur kolonial. Salah satunya adalah Gedung London Sumatera, yang semua dimiliki perusahaan perkebunan karet Harrison & Crossfield. Gedung dengan gaya arsitektur khas Eropa tersebut dibangun pada tahun 1906, dan merupakan gedung bertingkat tertua di Medan.  Saat ini Gedung London Sumatera masih berfungsi sebagai kantor PT PP London Sumatera Tbk.


 
Tak jauh dari Gedung London Sumatera, di sudut antara Jl. Balai Kota dengan Jl. Raden Saleh, terdapat Gedung Balai Kota Lama. Bangunan ini dibuat pada tahun 1908, dan semula akan digunakan oleh kantor De Javasche Bank. Namun karena rancangannya tidak disetujui, bangunan ini kemudian dibeli Dewan Kota Medan, dan difungsikan sebagai Balai Kota. Konon lonceng yang ada di atas menara Balai Kota Lama merupakan sumbangan dari Tjong A Fie. Saat ini Balai Kota Lama merupakan bagian dari Hotel Grand Aston City Hall, dan difungsikan sebagai kafe.

Kurang lebih 200 meter dari Balai Kota Lama, terdapat Kantor Pos Medan. Bangunan dengan atap kubah ini didirikan pada tahun 1909, dan masih berfungsi sebagai Kantor Pos. Dengan adanya jendela-jendela berbentuk setengah lingkaran, bangunan ini bentuknya mirip kandang burung merpati, yang sekaligus merupakan lambang PT Pos Indonesia.

Kunjungan ke Medan belum lengkap jika Anda belum singgah di Kuil Shri Mariamman. Rumah ibadah agama Hindu ini terletak di Jl. Teuku Umar No. 18, di tengah wilayah yang dikenal sebagai Kampung Madras atau Kampung Keling. Kuil yang dibangun pada tahun 1884 ini merupakan kuil pemujaan terhadap Kali (Dewi Durga, atau Mariamman), istri Dewa Siwa yang  merupakan lambang kematian. Dari luar, bangunan yang dikelilingi tembok ini hanya terlihat bagian gopuram-nya, yaitu menara bertingkat khas India Selatan yang berhias relief dewa-dewa Hindu. Gopuram ini dicat warna emas, sehingga sangat menonjol dibandingkan tembok bangunan yang berwarna abu-abu tua.



Tulisan ini disertakan dalam http://www.voucherhotel.com/travel/kontes/

No comments: