Inilah tipikal suasana yang dapat ditemui di hampir semua pengrajin batik, khususnya di Pekalongan. Di bulan Maret 2013, saya dan beberapa teman pecinta batik melakukan perjalanan “blusukan” ke pengrajin batik di Pekalongan. Sebagian besar teman-teman seperjalanan saya mengikuti perjalanan ini lebih untuk wisata belanja, namun bagi saya, perjalanan ini untuk memuaskan keingintahuan saya mengenai proses pembuatan batik secara lebih mendalam.
Salah satu tempat yang kami kunjungi adalah Rumah Batik Liem Ping Wie, yang terletak di Jl. Raya 192,
Kecamatan Kedungwuni, Kabupaten Pekalongan, 30 menit perjalanan dari Kota
Pekalongan. Kedungwuni
merupakan salah satu pusat batik Encim atau batik motif Peranakan, yang mulai
berkembang pada awal abad ke-20. Salah satu perintis usaha batik Encim di
Kedungwuni adalah Oei Kiem Boen, kakek dari Liem Ping Wie. Saat ini dikelola
oleh putri keenam Liem Ping Wie yang bernama Liem Poo Hien.
Ketika kami
memasuki Rumah Batik Liem Ping Wie, Mbak Hien, demikian panggilan akrab Ibu Liem Poo Hien, menyambut
kami dan segera menunjukkan workshop tempat memproduksi batik. Dimulai dari
mola (mempola), mencanting
dan menembok, mencap, mewarnai, melorot, dan bahkan ada
petugas khusus yang mengerok malam yang rusak akibat proses pelorotan. Memang belum seluruh proses
pembuatan batik dapat kami saksikan, namun hal itu sudah mewakili sebagian
proses pembuatan batik yang terbilang rumit. Warna dan pola batik yang diproduksi di workshop ini
adalah tipikal batik Encim, yaitu motif burung hong, kura-kura, liong (naga),
yang dipadukan dengan warna-warna cerah.
Mas Huda, salah satu pengusaha muda batik Pekalongan yang
mengantar kami, menunjukkan salah satu batik tulis hasil produksi Rumah Batik Liem Ping Wie. Sekilas
dilihat, pola batik tersebut sangat halus dan detail. Mas Huda menjelaskan
bahwa untuk menghasilkan batik tulis halus tersebut membutuhkan waktu hingga 2
tahun. Tak heran jika harganya menjadi mahal, berkisar antara 2 juta hingga 15 juta Rupiah, bergantung pada tingkat kehalusan batik.
Namun jika diperhatikan dengan
seksama, Batik Encim yang diproduksi oleh Rumah Batik Liem Ping Wie memang
memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan Batik Encim pada umumnya.
Usai
melihat-lihat workshop, kami pun memilih-milih batik yang dijual oleh Rumah
Batik Liem Ping Wie. Sambil
melayani transaksi pembelian batik, Mbak Hien menjelaskan bahwa membuat batik
itu tidak mudah, bahkan bisa menimbulkan stress. Ada kesalahan sedikit dalam proses
pembuatan, misalnya malam yang rusak atau kain yang robek, seluruh proses harus
diulang dari awal. Belum lagi saat ini jumlah pengrajin di Pekalongan
sangat banyak, sehingga mereka harus bersaing dengan para pengrajin batik
lainnya. Namun semua itu
dijalani Mbak
Hien sambil berserah diri pada Yang Maha Kuasa.
Mbak Hien
juga menyebutkan bahwa para karyawannya yang berjumlah 15 orang
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses produksi batiknya. Berulangkali
Mbak Hien menekankan bahwa kesejahteraan karyawan dan keluarga mereka penting
untuk diperhatikan. Sebuah keunikan di daerah Pekalongan, para pengrajin batik telah
sepakat tidak meliburkan karyawan pada hari Minggu, melainkan pada hari Jum’at,
karena mereka tidak ingin jam kerjanya terpotong waktu shalat Jum’at. Oleh
karena itu, pocokan atau bayaran para
pembatik biasanya dibayarkan pada hari Kamis sore. Demikian juga dengan Mbak
Hien, setiap hari Kamis ia harus mempersiapkan bayaran bagi para karyawannya.
Bagi Mbak Hien, para karyawan, atau lebih sering disebut sebagai “anak-anak”,
adalah bagian dari keluarganya.
Setelah transaksi pembelian batik selesai dan kami beranjak
dari Rumah Batik Liem Ping Wie, saya merasa mendapatkan pelajaran yang sangat
berharga. Batik rupanya tidak sekadar kain dengan motif cantik dan warna yang menawan,
tetapi lebih dari itu, batik adalah sebuah karya seni yang dihasilkan secara
kolektif dengan melibatkan banyak tangan-tangan terampil. Menjaga keberadaan
industri batik di Pekalongan tidak hanya menjadi bagian dari pelestarian budaya
tradisional Indonesia, namun lebih dari itu, industri batik juga turut berperan
dalam meningkatkan kesejahteraan mereka yang terlibat di dalamnya.
5 comments:
Pengalaman yang berharga tentang Indonesia. Disini kita bisa menghargai suatu hasil karya. Bukan jalan jalan biasa.
Kak, izin jadikan bahan referensi artikel ya :)
Oke. Semoga bermanfaat. :)
kak mau nanya, itu alamat yg lebih lengkapnya didaerah mana ya, mohon bantuannya kak :)
Karya seni Indonesia memang luar biasa ya Mbak, termasuk batik yang sudah mendunia ini. Wow...senang banget bisa langsung menyaksikan proses pembuatannya. Artikel yang sangat bagus😍😍
Post a Comment