Wednesday, August 13, 2014

Pantai Tanjung Tinggi, Di Mana Batu-Batu Tinggi Berkumpul

Nama Pantai Tanjung Tinggi mungkin tidak setenar film “Laskar Pelangi”. Masih ingatkah Anda dengan adegan saat Ikal dan kawan-kawannya beserta Bu Muslimah bermain petak umpet di balik batu-batu besar sambil menunggu matahari terbenam? Ya, Pantai Tanjung Tinggi merupakan tempat pengambilan gambar adegan ikonik tersebut. Pantai yang terletak di Desa Keciput, Kecamatan Sijuk, 27 kilometer dari Kota Tanjungpandan ini merupakan salah satu tujuan wisata utama di Pulau Belitung.
Saya Dan Papan Nama Lokasi Shooting "Laskar Pelangi"
Ini adalah kunjungan kedua saya jalan-jalan ke Pantai Tanjung Tinggi, dan kali ini saya bersama adik saya Anggi dan dua orang sahabatnya. Saat itu bertepatan dengan long weekend di penghujung bulan Maret 2014, sehingga pantai ini banyak dikunjungi keluarga yang tengah menikmati liburan. Jika pantai-pantai lain dicirikan dengan pasir halus dan pohon-pohon kelapa, ciri khas dari Pantai Tanjung Tinggi adalah hamparan batu-batu granit berukuran raksasa yang tersebar di sepanjang pantai. Batu-batu ini menjulang tinggi, sedemikian tingginya hingga bisa mencapai 15 meter, dan jumlahnya jauh lebih banyak daripada batu-batu granit yang kami temui pada saat kami melakukan island hopping di pulau-pulau kecil di sisi utara Belitung. Namun demikian, di antara batu-batuan tinggi tersebut, masih tersisa ceruk berpasir dengan perairan yang tenang sepanjang kurang lebih 150 meter, sehingga aman untuk digunakan sebagai tempat beraktivitas.
Ceruk Berpasir Tempat Pengunjung Berenang Dan Main Kano
Sambil melewati celah di antara batu-batu besar untuk mencari posisi cantik untuk berfoto narsis dengan latar belakang batu-batu besar tersebut, kami memperhatikan aktivitas pengunjung yang tengah jalan-jalan di Pantai Tanjung Tinggi. Sebagian besar pengunjung adalah anak-anak, dan mereka tengah menikmati bermain air atau berenang di teluk kecil yang berada di dalam ceruk. Beberapa pengunjung juga tengah menikmati aktivitas berkano mengelilingi ceruk, sedangkan sebagian pengunjung ada yang melakukan aktivitas yang sama dengan kami: membuat pose-pose cantik untuk berfoto.
Batu-Batu Granit Raksasa
Setelah puas berfoto-foto di sekitar batu-batu besar yang berada di dekat ceruk berpasir, Pak Darwis, supir mobil rental yang mengantar kami berempat selama di Belitung, membawa kami berjalan-jalan melewati batu-batuan besar, mencari spot terbaik untuk menikmati panorama matahari terbenam. Sesekali kami harus mendaki beberapa batu yang cukup besar, atau menyelip di celah antara batu-batu besar, untuk mencapai sebuah batu besar landai yang tepat menghadap ke arah barat. Setelah kami tiba di batu besar landai tersebut, kami pun mengambil posisi duduk yang nyaman. Selain kami, ada sekitar 10 orang yang juga sedang duduk-duduk di batu-batu tersebut, sama-sama menunggu momen matahari terbenam.
Anggi, Fitri, dan Fitri Di Atas Batu Besar
Sambil melepas dahaga dengan menikmati minuman Liang Teh Cap Panda, kami berempat melayangkan pandangan ke arah cakrawala. Dari kejauhan, samar-samar terlihat Pulau Lengkuas, pulau terluar di perairan Belitung utara yang ditandai dengan mercusuarnya. Pulau tersebut tepat berada di arah barat, sehingga seandainya kami bisa menikmati panorama matahari terbenam, pulau Lengkuas dan mercusuarnya akan menjadi latar depannya. Melihat langit yang berwarna kelabu dan arak-arakan awan yang kian menebal, saya jadi harap-harap cemas, akankah kami bisa menikmati panorama matahari terbenam?
Matahari Yang Bersembunyi Di Balik Awan
Tepat pukul 17.00 WIB, matahari memutuskan untuk bersembunyi di balik awan. Langit semakin kelabu, dan terlihat awan semakin menebal, tak lagi menyisakan celah bagi cahaya matahari untuk lewat. Gagal sudah panorama matahari terbenam hari ini! Sebelum warna langit menjadi semakin gelap, perlahan kami meninggalkan batuan besar yang kami duduki sebelumnya, untuk meninggalkan pantai berbatu besar yang cantik dan unik ini.
Suasana Pantai Tanjung Tinggi Saat Matahari Terbenam



Artikel ini diikutsertakan dalam event "Traveling ke Pantai Indonesia" bersama Liang Teh Cap Panda.