Medan, kota terbesar di Pulau Sumatra, dan kota terbesar
keempat di Indonesia. Kota yang berkembang seiring dengan perkembangan industri
perkebunan di Sumatra bagian utara ini merupakan kota yang multikultur, dan
ditandai dengan berbagai obyek wisata sejarah dan budaya yang unik.
Sebut saja Istana Maimoon yang menjadi ikon Kota Medan.
Istana bergaya Melayu-India-Eropa ini merupakan pusat pemerintahan Kerajaan
Deli, yang dibangun oleh Sultan Deli ke-IX Ma’mun Al Rasyid Perkasa Alamsyah pada
awal abad 20. Bangunan berwarna kuning-hijau ini memiliki gaya arsitektur yang
terinspirasi dari istana Kesultanan Islam di Andalusia dan Mogul, dipadukan
dengan gaya arsitektur modern Eropa pada masa itu. Namun demikian, bangunan ini
masih memiliki ciri khas arsitektur Melayu, yang ditandai dengan atap limasan
bertingkat dipadukan dengan atap kubah bergaya Mogul yang terletak di penampil
depan Istana.
Bersamaan dengan pembangunan Istana Maimoon, Sultan Deli
juga memerintahkan pembangunan Masjid Raya Al Mashun, yang terletak hanya 200
meter dari Istana Maimoon. Serupa dengan Istana Maimoon, Masjid Raya Al Mashun
juga memiliki perpaduan gaya arsitektur Timur Tengah, India, dan Spanyol. Sejak
berdiri pada tahun 1906 hingga hari ini, Masjid Al Mashun belum pernah
direnovasi. Di bulan Ramadhan, Masjid Raya Al Mashun terkenal dengan tradisi
Bubur Sop yang dimasak mulai pukul 2 siang hingga pukul 4 sore, untuk kemudian
dibagi-bagikan kepada para jamaah sebagai hidangan berbuka puasa.
Jika Anda peminat sejarah dari masa kolonial, Anda bisa meneruskan
wisata heritage menuju kawasan Kesawan. Kawasan Kesawan yang berada di Jl.
Ahmad Yani merupakan pusat perniagaan Medan di masa lalu. Di kawasan ini terdapat
Tjong A Fie Mansion. Rumah besar bernuansa Tionghoa ini semula merupakan rumah
tinggal Tjong A Fie, Mayor atau pemimpin komunitas Tionghoa Medan pada awal
abad ke-20. Saat ini rumah tersebut masih dihuni oleh keturunan Tjong A Fie,
sekaligus dijadikan “museum hidup” mengenai kehidupan kaum peranakan di Medan
pada awal abad ke-20.
Melanjutkan perjalanan menuju arah Lapangan Merdeka di Jl.
Balai Kota, terdapat banyak peninggalan
arsitektur kolonial. Salah satunya adalah Gedung London Sumatera, yang semua
dimiliki perusahaan perkebunan karet Harrison & Crossfield. Gedung dengan
gaya arsitektur khas Eropa tersebut dibangun pada tahun 1906, dan merupakan gedung
bertingkat tertua di Medan. Saat ini
Gedung London Sumatera masih berfungsi sebagai kantor PT PP London Sumatera
Tbk.
Tak jauh dari Gedung London Sumatera, di sudut antara Jl.
Balai Kota dengan Jl. Raden Saleh, terdapat Gedung Balai Kota Lama. Bangunan
ini dibuat pada tahun 1908, dan semula akan digunakan oleh kantor De Javasche
Bank. Namun karena rancangannya tidak disetujui, bangunan ini kemudian dibeli
Dewan Kota Medan, dan difungsikan sebagai Balai Kota. Konon lonceng yang ada di
atas menara Balai Kota Lama merupakan sumbangan dari Tjong A Fie. Saat ini
Balai Kota Lama merupakan bagian dari Hotel
Grand Aston City Hall, dan difungsikan sebagai kafe.
Kurang lebih 200 meter dari Balai Kota Lama, terdapat Kantor
Pos Medan. Bangunan dengan atap kubah ini didirikan pada tahun 1909, dan masih
berfungsi sebagai Kantor Pos. Dengan adanya jendela-jendela berbentuk setengah
lingkaran, bangunan ini bentuknya mirip kandang burung merpati, yang sekaligus
merupakan lambang PT Pos Indonesia.
Kunjungan ke Medan belum lengkap jika Anda belum singgah di
Kuil Shri Mariamman. Rumah ibadah agama Hindu ini terletak di Jl. Teuku Umar
No. 18, di tengah wilayah yang dikenal sebagai Kampung Madras atau Kampung
Keling. Kuil yang dibangun pada tahun 1884 ini merupakan kuil pemujaan terhadap
Kali (Dewi Durga, atau Mariamman), istri Dewa Siwa yang merupakan lambang kematian. Dari luar, bangunan
yang dikelilingi tembok ini hanya terlihat bagian gopuram-nya, yaitu menara
bertingkat khas India Selatan yang berhias relief dewa-dewa Hindu. Gopuram ini
dicat warna emas, sehingga sangat menonjol dibandingkan tembok bangunan yang
berwarna abu-abu tua.
Tulisan ini disertakan dalam http://www.voucherhotel.com/travel/kontes/
No comments:
Post a Comment