Monday, May 28, 2018

Mengenang Tragedi Kemanusiaan di Holocaust Memorial

Berlin, ibukota sekaligus merupakan kota terbesar di Jerman. Kota ini merupakan saksi bisu dampak Perang Dunia II kepada dunia. Selain tembok yang dibangun untuk memisahkan wilayah kekuasaan Jerman (Timur) dan wilayah Sekutu di dalam Kota Berlin, kota ini juga merupakan salah satu lokasi pembantaian orang-orang Yahudi di Eropa. Salah satu monumen yang dibangun di pusat Kota Berlin untuk mengenang tragedi kemanusiaan tersebut adalah The Memorial to the Murdered Jews of Europe (Denkmal fur die ermordeten Juden Europas), atau singkatnya Holocaust Memorial (Holocaust-Mahnmal).

Holocaust Memorial di Senja Kala
Senja temaram menggantung di langit kota Berlin, ketika saya membuka jendela apartemen yang kami sewa selama di Berlin. Ah, inilah rasanya menikmati musim panas di belahan bumi utara, jam sudah menunjukkan pukul 21.00 waktu setempat, tapi langit masih cukup terang. Dari jendela apartemen terlihat jelas susunan batu-batu berbentuk kotak yang seperti berserakan di sebuah lapangan. Inilah Holocaust Memorial, monumen yang dibangun antara tahun 2003-2004 untuk memperingati tragedi pembantaian orang-orang Yahudi selama masa Perang Dunia II. Bayangan gedung yang menimpa susunan batu-batu tersebut membuat suasana terkesan semakin mencekam. Tak terbayangkan betapa menyeramkannya suasana saat itu. Kurang lebih 3 juta orang Yahudi telah menjadi korban dari holocaust (pembantaian massal) selama Perang Dunia II di seluruh Eropa.

Holocaust Memorial di Siang Hari
Holocaust Memorial didesain oleh arsitek Peter Eisenman dan insinyur Buro Happold. Monumen ini berdiri di atas lahan seluas 1,9 hektar, terdiri dari 2711 balok beton (stelae) yang disusun membentuk pola grid pada lapangan yang konturnya naik turun (sloping field). Setiap balok memiliki panjang 2,38 m, lebar 0,95 meter, dan tinggi bervariasi antara 0,2 hingga 4,7 meter. Balok-balok ini disusun membentuk baris/lorong, 54 balok mengarah utara Selatan, dan 87 mengarah timur barat. Biaya untuk membangun monumen diperkirakan 25 juta Euro. Monumen ini diresmikan 10 Mei 2005, 60 tahun setelah PD II berakhir.

Mengapa monumen ini dibangun di Berlin? Sebelum Perang Dunia II Berlin merupakan kota dengan jumlah populasi orang Yahudi terbesar di Eropa. Dengan demikian monumen ini juga berperan sebagai focal point yang menyatukan berbagai monumen holocaust di seluruh penjuru Jerman. Lokasi tempat berdirinya monumen ini merupakan pusat administrasi pasukan Hitler, termasuk bunker yang pernah digunakan.

Bradenburg Gate
Bekas Tapak Tembok Berlin

Kami baru berkesempatan mengunjungi monumen pada sore hari berikutnya, setelah mengunjungi Brandenburg Gate dan bekas tapak Tembok Berlin yang terletak tak jauh dari lokasi monumen. Dari berbagai sumber informasi, tampaknya tidak ada makna khusus dari desain dan jumlah pilar di Holocaust Memorial. Namun demikian, masih terpatri dalam ingatan saya, ketika melihat dari jendela apartemen, yang tampak lebih mirip deretan batu nisan di sebuah pemakaman besar. Hal ini membuat bulu kuduk saya berdiri, mengenang masa-masa kelam Jerman di Perang Dunia II. Konon monumen ini memang dirancang oleh Eisenman untuk memicu suasana yang tidak nyaman dan membingungkan, seolah mengembalikan perasaan yang dialami penduduk Jerman pada masa itu.

Tampak Close-Up Holocaust Memorial
Di sisi lain, saya juga menemukan himbauan tertulis agar para pengunjung monumen tidak melakukan aktivitas yang mengganggu ketenangan orang lain, seperti bersuara terlalu keras, melompat-lompat dari satu stelae ke stelae lain, membawa binatang peliharaan, memarkir sepeda dan kendaraan lain secara serampangan, serta merokok dan mengonsumsi minuman keras. Nampaknya himbauan ini dibuat karena banyak pengunjung yang sengaha mengunjungi monumen ini untuk berziarah, mengenang kerabat mereka yang menjadi korban pembantaian massal pada masa Perang Dunia II. Himbauan ini pun seolah mengingatkan kembali agar tragedi kemanusiaan semacam ini jangan pernah terjadi lagi dalam kehidupan manusia.

No comments: